Kemarin sore, secara tidak sengaja saya nonton dua film yang sangatberbeda dan bertolak belakang, tapi membawa pesan yang saling berkaitan. Loh kok bisa yah..? Saya tegaskan sebelumnya kalau saya tidak berniat untuk mempromosikan pilem-pilem ini, tapi hanya sekedar menyampaikan kesan yang saya tangkap ketika menonton film ini. Semoga saja ini menjadi ilmu yang berkah buat saya -_- maklum, segala sesuatunya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. Saya katakan berbeda dan bertolak belakang karena yang satu pilem Hollywood dan yang satunya pilem animasi Jepang Crayon Shinchan hehe.. beda banget kan ^^.
Judul pilem yang Hollywod ” Dead Like Me - Life After Death” rilis taon 2009 ini dan yang Shinchan merupakan pilem movienya judulnya ”Crayon Shin-chan: The Storm Called: The Adult Empire Strikes Back (クレヨンしんちゃん 嵐を呼ぶ モーレツ!オトナ帝国の逆襲 Kureyon Shinchan: Arashi o Yobu: Mōretsu! Otona Teikoku no Gyakushuu) rilis taon 2001 April (hehe, pilem lama nih).
Oke, yang pertama pilem Hollywood dulu, disini diceritain tentang seorang yang udah mati dan jadi grim reaper (malaikat maut kalo ga tau apa itu reaper -_-) di dunia buat nyabut nyawa.. gitu lah pokoknya. Dimisalkan oleh sang tokoh utama kalau manusia atau semua makhluk yang hidup itu punya jam yang berdetak sama untuk semua makhluk. Dan akan ada waktunya ketika jam tersebut berhenti berdetak, yang artinya kamu hanya akan bisa berkata ”s**t” pada saat itu terjadi lol, cuman quote kok hehe (maksudnya mati). Di sini konflik terjadi ketika terjadi kesalahan para grim reaper itu ketika tidak mengikuti aturan yang sudah ditetapkan untuk mencabut nyawa. Malahan ada yang sengaja menyelamatkan orang yang harusnya udah mati hehe^^. Di sisi lain, kasus pencabutan nyawa oleh sang tokoh utama juga mengalami masalah. Tanpa sengaja dia harus bertemu dengan keluarganya kembali (adiknya). Dan akhirnya memberi masukan yang cukup berarti bagi adiknya. (Adegan ketika ketemu adiknya lol... ) Oke, ga perlu diceritain semua, inti dari pilem ini adalah bahwa sebuah kematian itu, cepat atau lambat akan menemui kita semua. Bisa secara tiba-tiba, tanpa pemberitahuan, atau cara-cara lain yang sudah ditentukan sebelumnya. Yang juga menarik disini ada pertanyaan oleh sang tokoh utama ”What will you gonna do before you died?” pertanyaan yang simpel tapi maknanya sangat dalam. Kalo boleh saya artikan, pertanyaan itu akan terdengar seperti ini bagi saya: ”Persiapan apa yang sudah kita buat untuk menghadapi kematian kita?” Silahkan dipikirkan apa jawabannya, karena saya sendiri juga tidak tahu harus menjawab ”dengan apa” pertanyaan ini.
Selanjutnya pilem Shinchan. Cerita dimulai ketika keluarga shinchan pergi ke sebuah museum abad ke-20. Museum ini sangat terkenal di Jepang dulu sekitar tahun 60-70an kalo ga salah (Baru inget, Museum ini dulu ada di Osaka ^^). Museum ini juga diceritakan di manga ”20th century boys” karya Naoki Urasawa. Dan udah dipilemkan live action juga. (pilem sama manga-nya recommended buat yang suka manga psikologi, banyak mikir, dan jagoan yang tidak keren-keren amat ^^).
Kembali ke shinchan. Di museum ini, semua orang dewasa dibawa kembali untuk mengenang masa lalunya ketika masih kecil. Sehingga akan terlihat apabila orang dewasa yang pergi ke musem itu lebih banyak bersenang-senang sendiri tanpa mempedulikan anak mereka ^^ (ntar kebayang sendiri lah..). Ternyata ada maksud lain yang diinginkan sang antagonis pemilik museum.
”Dahulu, kita hidup dengan penuh impian dan harapan. Abad-21 pasti akan menjadi hal yang indah. Tapi sekarang, yang tersisa hanyalah uang yang kotor dan sampah yang tidak dapat kita bakar. Apakah ini benar-benar abad-21 yang kita harapkan..?”
Hati manusia mulai merasa sepi. Oleh karena itu, manusia mencoba memuaskanya dengan benda-benda materi. Itulah sebabnya, mengapa manusia tetap membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan... Dunia ini menjadi bertambah buruk..” (I love this part, they realized that materialism is really dangerous, nice thougt)
Melalui percakapan antara sang antagonis, tergambar kekecewaan mereka terhadap abad-21. Hal inilah yang membuatnya ingin mengubah Jepang kembali ke masa abad-20. Singkatnya, pada waktu yang telah ditentukan, para orang dewasa di daerah Kasukabe yang telah mengunjungi museum abad 20, dihipnotis sehingga mereka merasa kembali ke masa kecil mereka. Keesokan harinya, seluruh orang dewasa tersebut mulai bertingkah seperti anak kecil. Mereka tidak bekerja, mekainkan hanya bermain sepuas mereka. Disinilah peran Shinchan + Himawari, dkk untuk menyadarkan kembali orangtua mereka.
Ada sebuah scene yang sangat menarik dan menjadi adegan kunci film ini. Disini kita diajak flashback melihat kisah hidup Hiroshi semenjak kecil hingga menikah dan memiliki anak (Love this part to ^^). Film berlanjut dengan shinchan berhasil menyadarkan kembali kedua orangtuanya (pake sepatu ~baunya Hiroshi lol..)dan keluarga shinchan mulai mencoba menggagalkan rencana pemilik museum dan seterusnya, dan seterusnya…
Setelah melihat film ini, saya serasa diingatkan kembali kalau waktu yang kita jalani ini akan terus maju dan tidak akan pernah kembali ke belakang. Bagi saya, film ini mengingatkan akan arti dari ”saat ini”. Pasti kita semua pernah mengenang masa lalu kita dan berharap untuk dapat merasakannya lagi. Entah ketika kita sedang bertemu dengan teman lama kita, atau ketika kita melihat foto lama kita, ketika mendengar lantunan musik, ketika kita menikmati keindahan ciptaan Allah, atau bahkan ketika kita sedang sendiri. Kenangan yang telah kita lalui, baik atau buruk, merupakan sesuatu yang terukir dalam sejarah hidup kita sendiri. Maka janganlah mengucapkan kata penyesalan pada akhirnya, karena semua yang terjadi adalah yang terbaik yang diberikan oleh Allah. Rasulullah SAW pernah bersabda, kita di dunia ini seperti seorang musafir yang berhenti sejenak di bawah sebuah pohon untuk menghilangkan rasa lelah. Saat rasa lelah hilang, maka perjalanan akan berlanjut lagi.
Sekali lagi, bahwa ini semua hanya kesan yang saya rasakan setelah menonton film ini. Bagi orang lain mungkin malah menimbulkan kesan yang lain atau tidak ada kesan sama sekali ^__^. Maklum, selera manusia berbeda-beda. Dan tidak baik untuk memaksakan kehendak untuk menonton film tersebut.
Bandung,2009年 3月 2日
Tampilkan postingan dengan label waktu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label waktu. Tampilkan semua postingan
Jumat, 13 Maret 2009
Langganan:
Postingan (Atom)